Amara

DAMO
2 min readSep 7, 2019

Ketika hamil 5 bulan kakak ku bermimpi tentang seorang kakek yang datang lalu berbisik “Anakmu akan sepertimu kelak, dibukakan matanya untuk melihat hal yang orang lain tak bisa lihat.”

Dan itu benar-benar terjadi.

Pada usianya yang menginjak 3 tahun, dia sudah bisa bercerita atas apa yang dia lihat dan dia rasakan, seperti tertawa ketika ada yang membuat lelucon, merespon enak tidaknya makanan, hingga kebiasaannya yang buatku tidak biasa, yaitu melihat beberapa sosok yang ada di sekitarnya lalu bercerita kepadaku.

“Terbaaang.”

Awalnya aku menganggap hal tersebut biasa, karena apa yang dialami anak kecil kan biasanya memiliki banyak imajinasi, waktu demi tahun keponakanku ini memasuki usia 5 tahun, dia masuk PAUD tahun ini.

Semangat sekali ketika akan bertemu banyak teman barunya disana, aku sesekali mengantarnya pergi ketika kakaku sibuk.

Setiap pulang sekolah dia selalu bercerita tentang temannya yang bernama Amara, teman dektanya dia ketika berada di PAUD.

Senang sekali rasanya keponakanku bercerita dan memiliki teman dekat disana, karena itulah yang membuatnya betah bersekolah setiap pagi, dan setiap siang pulang dia selalu menunggu kedatanganku untuk bercerita tentang Amara.

Hingga suatu saat dia meminta kepada ibunya untuk dapat memakai pakaian princess untuk bersekolah karena ingin sama dengan Amara.

“Engga mau sekolah, aku mau pake baju dan sepatu princess kaya Amara.”

Ibunya kemudian menelepon PAUD tersebut.

“Ibu, maaf ya hari ini anaku ke sekolahnya pake baju dan sepatu princess, katanya ingin samaan dengan Amara.”

“Ooh iya engga apa-apa, tapi Amara yang mana ya Bunda?”

“Amara teman sekelasnya anaku, Amara itu memang sering memakai baju dan sepatu princess ya Bu?”

“Hanya ada 1 Amara Bu yang bersekolah disini, dan itu sudah 3 bulan yang lalu setelah kelulusannya.”

Lalu kakaku menutup telponnya, dan berkata kepadaku.

“Amara katanya sudah lulus dari 3 bulan yang lalu.”

___________

Keesokan harinya saat libur, aku mengajak ngobrol keponakanku.

“Amara itu ikut belajar juga?”

“Engga, dia mah main diluar aja, maen ayunan, pake baju princess terus sama sepatunya, rambutnya panjaaaaangg banget, tapi mukanya item.”

“Ooohh, pulangnya sama siapa Amara?”

“Terbang.”

“Emang engga dijemput sama Ibunya?”

“Ibunya mati, mati itu udah engga idup ya ateu?”

Aku hanya heran pada umurnya yang masih muda dia sudah mengenal kata mati, entah siapa yang mengajarkannya.

“Iya mati itu udah engga idup, kalau ibunya mati Amaranya masih ada?”

Dari posisi duduknya yang santai sambil bermain, kemudian dia dengan seriusnya mendekatiku dan berbisik.

“Amara juga udah mati.”

Daaaamnnn…

“Jangan temenan lagi ya sama Amara, kalau diajak-ajak jangan mau ikut.”

_________________________

Based on true story :)

--

--

DAMO

𝘖𝘯𝘦 𝘥𝘢𝘺, 𝘐 𝘩𝘰𝘱𝘦 𝘵𝘰 𝘣𝘦𝘤𝘰𝘮𝘦 𝘢 𝘨𝘳𝘰𝘸𝘯 𝘶𝘱. https://www.linkedin.com/in/adam-azkiya-damo-773625117/